Rabu, 28 Maret 2012

MEMILIH MASALAH PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Memilih masalah penelitian adalah langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti,menentukan atau memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah,bahkan boleh dikatakan sulit.Dari mana masalah diperoleh?yang jelas,masalah mesti merupakan bagian dari “kebutuhan” sseorang untuk dipecahkan.Orang ingin mengadakan penelitian,karena ia mendapatkan jawaban masalah yang dihadapi.Masalah-masalah tersebut datang dari berbagai arah.
1.                  Seorang guru menjumpai siswanya selalu melihat keluar jika sedang diajar.Kalau tidak,anak tersebut selalu melihat ke sana kemari dalam keadaan tidak tenang.Di ruangan guru,terdengar keluhan yang sama dari guru lain .Anehnya anak tersebut selalu mendapat nilai baik dari pelajaran apapun.Timbul keinginan dari guru-guru untuk mengadakan penelitian terhadap kasus anak tersebut.
2.                  Seorang mahasiswa yang rajin mengunjungi perpustakaan,membaca artikel tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di universitas lain tentang suatu masalah yang menyangkut cara belajar efektif.Terdorong oleh keinginannya untuk mencapai hasil belajar yang efektif dari kawan-kawannya,ia mencoba dan meneliti seperti yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang di baca di buku.
            Dua contoh yang dikemukakan menjelaskan bagaimana sebuah masalah penelitian diperoleh.
            Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai halhal yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja.Masalah juga dapat diperoleh dengan membaca buku.Dapat juga masalah “diberi” orang lain.Akan tetapi yang paling baik apabila datang dari dirinya sendiri arena didorong oleh kebutuhan memperoleh jawabannya.Dengan demikian maka penelitian akan berjalan sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan mendalami masalahnya.
            Dari pengalaman membimbing mahasiswa,penulis melihat adanya kombinasi yang baik antar menemukan sendiri dengan “pemberian” pembimbing.Ketika mahasiswa ditanya apa yang menarik perhatian,misalnya menjawab:”masalah liburan”,pembimbing dapat memberikan arahan dengan memancing pemikiran mahasiswa melalui tanya jawab.Dengan demikian,mahasiswa merasa puas dengan memahami masalah karena muncul dari pemikirannya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksudkan dengan masalah ?
2. Apa perbedaan antara rumusan masalah dengan masalah?
3. Apa tujuan dari masalah penelitian?
4. Bagaimanakah cara merumuskan masalah yang baik?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan masalah.
2. Menjelaskan perbedaan antara rumusan masalah dengan masalah.
3. Menjelaskan tujuan dari masalah penelitian.
4. Menjelaskan cara merumuskan masalah yang baik?












C. Sistematika Penulisan
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN, Berisi :
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN, Berisi :
A. Perumusan Masalah
B. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penenlitian
a.       Rumusan masalah Deskriptif
b.      Rumusan Masalah Komparatif
c.       Rumusan Masalah Asosiatif
C. Judul Penelitian
BAB III PENUTUP, Berisi :
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA                    


  BAB II
PEMBAHASAN

A. Perumusan Masalah
            Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah merupakan kesenjangan antara yang di harapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dengan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
            Sebelum diuraikan bagaimana merumuskan masalah penelitian, terlebih dahulu akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah. Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya.
            Kembali kepada contoh judul penelitian tersebut diatas, itu bersumber kepada masalah penelitian yang ada, yakni kesenjangan antara harapan (imunisasi polio pada anak akan selalu berkesinambungan memperoleh imunisasi polio I, polio II dan polio III), tetapi kenyataannya atau yang terjadi tidak demikian (sebagian besar dari anak balita hanya memperoleh imunisasi polio I saja). Contoh lain adalah penyuluhan dan kampanye tentang posyandu di Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara telah dilakukan baik oleh instansi kesehatan maupun diluar kesehatan, baik oleh petugas maupun masyarakat sendiri.
            Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan posyandu menjadi milik masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat. Tetapi dari hasil penelitian Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM-UI pada tahun 1990, baru sekitar 40% masyarakat mengembangkan, memelihara dan memanfaatkan posyandu. Disinilah adanya kesenjangan atau gap dan inilah masalah penelitian. Mengenai bagaimana memilih masalah penelitian yang baik, pada uraian-uraian sebelumnya telah dijelaskan. Memilih masalah penelitian yang baik dan yang akan digunakan untuk kepentingan program maupun untuk kepentingan penulisan ilmiah dapat digunakan kriteria-kriteria yang akan diuraikan dalam bab lain.s Merumuskan masalah penelitaian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problema statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question). Contoh : Posyandu di wilayah Kabupaten Bogor sudah merata, hampir tiap RW telah mempunyai posyandu. Penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di posyandu-posyandu. Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi, sekitar 75%. Hal ini berarti, kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor tersebut rendah.
            Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian : a. Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor rendah (mengapa angka drop out imunisasi polio tinggi) ? b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi ketidaksinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor ?
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan proses itu berjalan secara induktif,dengan mengamati sebuah gejala secara individual.kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep.Konsep bersifat abstrak .Sedangkan gejala bersifat konkret.Konsep berada dalam bidang logika (teoritis),sedangkan gejala berada dalam dunia empiris (factual).Memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan konseptualisasi .Konsep bersifat abstrak dan dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus.Babbie mengatakan sebagai the process through which we specify precisely what we can when we use particular terms (proses dengan mana kita memberi nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan).
Proses ini diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian,latar belakangnya,perumusannya ,dan signifikansinya.Masalah sebagai kesenjangan yang ada diantara kenyataan dan harapan perlu dirumuskan secara eksplisit.Masalah tersebut dapat ditangkap dari keluhan-keluhan yang ada dalam lingkungan sosial yang bersangkutan .Gejala-gejala khusus dari masalah ini diungkapkan secara jelas,untuk kemudian konsepnya dirumuskan secara operasional.Akhirnya,perlu juga diungkapkan mengapa masalah itu penting untuk diteliti,baik dari segi akademis maupun dari segi praktis.Dari segi kepentingan akademis,suatu penelitian bisa mengukuhkan teori yang ada,atau menyangkalnya,atau merevisinya.Sedangkan kepentingan praktis berhubungan dengan pentingnya penelitian itu dalam pengembangan program atau pekerjaan tertentu.
Konseptualisasi penelitian tidak hanya merumuskan masalah,tetapi juga mengungkapkan tentang cara-cara tentang bagaimana masalah tersebut akan diteliti.Dengan demikian terdapat dua masalah pokok yang akan dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian itu,yaitu tentang substansi yang diteliti (aspek substantif),dan penjelasan tentang operasionalisasi penelitianya (aspek metodologis).Kedua aspek ini akan dibicarakan secara khusus dalam perencanaan penelitian (research design).
Suatu masalah dapat dilihat dari dua aspek,yaitu aspek empiris dan aspek logis atau rasional.Suatu peristiwa bisa disebut sebagai masalah jika terdapat kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya,anatara kenyataan yang ada dan apa yang diharapkan,dilihat dari yang diharapkan itu,masalah dapat dikelompokan ke dalam 3 kategori,yaitu :
1. Masalah filosofis
2. Masalah kebijakan
3. Masalah ilmiah
            Suatu masalah dikatakan masalah filodofis jika gejala-gejala empirisnya tidak sesuai dengan pandangan hidup yang ada dalam masyarakat.Gejala-gejala seks sebelum ikah dikalangan remaja termasuk ke dalam kategori ini,karena nilai-nilai yang berlaku dikalangan remaja itu tidak sesuai dengan norma-norma keagamaan yang dianut oleh masyarakat.
            Masalah yang tergolong masalah kebijakan adalah perilaku-prilaku atau kenyataan-kenyataan yang tidaksesuai dengan apa yang diharapkan oleh si pembuat kebijakan.Bnatuan Inpres IDT yang tidak mencapai sasaran,kualitas pendidikan yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan adalah contoh-contoh yang termasuk ke dalam kategori ini.
            Masalah yang tergolong ke dalam kategori maslah ilmiah adalah kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan teori ilmu pengetahuan.Salah satu teori dalam ilmu pendidikan yang dukenal dengan “teori hukuman” mengatakan bahwa hukuman yang diberikan kepada anak akan mengubah perilakunya ke arah yang positif tetapi,dalam kenyataannya anak-anak yang diberi hukuman itu perilakunya justru semakin mengarah pada hal-hal yang negative,bahkan hukuman itu menanamkan dendam kepada gurunya.Masalah seperti ini termasuk masalah ilmiah.
            Masalah sosial menampakan diri pada conflict issue yang dapat ditangkap dari peristiwa-peristiwa yang ada dalam masyarakat.Isu-isu seperti itu dapat ditangkap melalui pengamatan langsung,atau dari surat kabar,atau media massa lainnya,atau dari pokok-pokok pembicaraan yang berkembang dalam masyarakat.Pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan membantu kita mengetahui pokok permasalahan dari isu tersebut.Seperangkat gejala umum perlu dipelajari untuk bisa menemukan isu seperti “demokrasi,” “kualitas sumber daya manusia,” “pengangguran dikalangan generasi muda,” “kualitas pendidikan,” “relevansi pendidikan,”dan sebagainya.
            Bertitik tolak dari isu tersebut kita berusaha merumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian kita.Perlu pula disadari bahwa dari suatu isu yang pragmatis itu dapat ditarik berbagai masalah,tergantung dari sudut mana kita melihatnya.Di sinilah pentingnya teori sebagai acuan kita dalam melihat masalah.Dari perangkat proposisi yang ada dalam teori tersebut kita memilih yang sesuai dengan isu dan cukup menarik minat itu.
            Untuk merumuskan masalah dengan cara seperti itu,perlu diperhatikan dua pertanyaan pokok yang membantu memperjelas masalah.Yang pertama adalah pertanyaan tentang mengapa masalah itu penting,untuk menjawab pertanyaan itu perlu diungkapkan latar belakang permasalahannya.Sumber-sumber bacaan yang relevan bisa membantu kita menjelaskan latar belakangnya.Perlu dijajaki pula berbagai penelitian yang pernah dilakukan menyangkut masalah tersebut.Dari penjajakan ini kita mengungkapkan signifikansi atau pentingnya penelitian yang akan dilakukan.
            Pertanyaan yang kedua adalah apa masalahnya.Untuk menjawab pertanyaan kedua ini perlu dilakukan penjajakan disekitar lokasi penelitian.Dan dari penjajakan ini kita mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap individu yang bermasalah.Dengan metode induksi akhirnya kita merumuskan konsep yang merupakan fokus penelitian kita.Selanjutnya,dengan konsep tersebut kita merumuskan masalah penelitian secara eksplisit.Bisaanya masalah itu dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya,tetapi ada juga yang merumuskannya dalam kalimat deklaratif.Contoh-contoh perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan :
(1) Mengapa mutu pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan kita semakin merosot? (2) Mengapa lulusan perguruan tinggi di wilayah X sukar mendapatkan pekerjaan? (3) Apa kesulitan guru muda dalam melaksanakan profesinya sebagai guru di kelas?
 B. BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
            Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriptif
            Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih ( variable yang berdiri sendiri ). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
1.  Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan
    Hukum ?
3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di
    Indonesia ?

4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah
    daerah di bidang pendidikan ?
5. Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi
    pada Sekolah-sekolah Kejuruan ?
6. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid
    sekolah di Indonesia ?
            Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variable atau lebih secara mandiri ( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif ).
            Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hokum, efektifitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan, minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
            Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif :
1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta
    ? ( variable penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah
    negeri dan swasta )
2. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Deasa ?
    ( satu variable dua sampel )
3. Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal
  dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang ? ( dua variable tiga sampel )
4. Adakah perbedaan kompetensi professional guru dan kepala sekolah antara SD,
    SMP, dan SLTA ? ( satu variable untuk dua kelompok, pada tiga sampel )
5. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan took yang berasal dari Sekolah
    Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas ? ( satu variable dua sampel )
6. Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri
    dan Swasta ? ( satu variable dua sampel )
c. Rumusan Masalah Asosiatif
            Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu :

1. Hubungan Simetris
            Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murud sekolah ? ( variable pertama adalah penjual es dan ke dua adalah kejahatan ). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual . mungkin logikanya adalah sebagai berikut : pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
b. Adakah hubungan anatara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak ?
c. Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
2. Hubungan Kausal
            Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh :
a. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak ? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen)
b. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
c. Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi pembelajaran di SMA ?
3. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh :
a. Hubungan antara mativasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan anatara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dengan meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
C. Judul Penelitian
            Secara singkat dapat dikemukakan di sini bahwa faktor-faktor kondisi tersebut ada yang bersumber dari diri peneliti maupun dari luar,apabila disarikan ada empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian,yaitu harus sesuai dengan minat peneliti,harus dapat dilaksanakan,harus tersedia faktor pendukung dan harus bermanfaat.Dua hal yang pertama bersumber dari peneliti (faktor intern)dan dua hal yang terakhir berasal dari luar peneliti (faktor ekstern).
1.      Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
Meneliti bukannya pekerjaan mudahkegiatan ini harus betul-betul diniati.Apabila permasalahan atau judulnya tidak sesuai dengan minat ,maka peneliti tidak akan bergairah untuk melaksanakannya.Jik tidak,dapat diduga bahwa hasilnya tidak akan baik,bahkan boleh jadi berhenti karenannyA.Sebaliknya apabila peneliti memang berminat,akan melakukannya dengan tekun dan tidak mudah putus asa apabila menjumpai kesulitan.
Faktor minat ini kelihatannya tidak normal dan bersifat subjektif.Namun demikian biasanya faktor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal,yaitu keahlian.Bagi peneliti yang ukan mahasiswa atau peneliti pemula,selain minat secara etis dipersyaratkan bahwa masalah yang diteliti harus sesuai dengan bidang keahliannya.Di samping hasilnya akan lebih baik,manfaatlain adalah pertanggungjawaban ilmiah.
2.      Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak,dinjau dari diri peneliti,yaitu berikut ini :
a.       Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu,artinya menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
b.      Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melkukannya asal selesai.
c.       Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan,dalam arti cukup kuat fisiknya untuk merencanakan,menyusun alat pengumpil data,dan menyusun laporannya.
d.      Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya transportasi,alat tulis-menulis,biaya fotokopi dan lain-lain.
3.      Tersedia faktor pendukung
Yang dimaksud sebagai faktor pendukung yang bersumber dari luar peneliti antara lain sebagai berikut.
a.       Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.Sebagai missal,peneliti lain mengetahui bagaimanakah rasanya hidup di dalam tanah,sedangkan untuk mencobanyaseolah-olah tidak mungkin.
b.      Ada izin dari yang berwenang.Banyak hal yang menarik untuk diteliti tetap peneliti dibatasi oleh peraturan-peraturan,mungkin menyangkut masalah politik,keamanan,ketertiban umum,dan sebagainya.
4.      Hasil penelitian bermanfaat.
Menurut penulis bahwa syarat yang keempat ini adalah yang terpenting,meneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah,yang membutuhkan tenaga,waktu,dan biaya.Untuk apa kegiatan tersebut dilakukan jika tidak menghasilkan sesuatu yang tidak bermanfaat.Kita meneliti bukan karena agar mahir meneliti,tetapi karena ingin menyumbangkan hasilnya untuk ilmu kemajuan pengetahuan,meningkatkan efektifitas kerja atau mengembangkan sesuatu.
Oleh karena itu setiap peneliti,baik mahasiswa penyusun skripsi ataupun peneliti lain sudah harus siap dengan jawaban andai kata orang mengajukan pertanyaan,”Apakah manfaat penelitian anda?”
Seorang ahli penelitian yaitu Prof.Dr.Suhardjono dari Universitas UNIBRAW memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai persyaratan enelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat,yaitu APIK,singkatan dari Asli,Penting,Ilmiah,dan Konsisten.
-        Asli,artinya bukan jiplakan dari atau mengganti-ganti penelitian orang lain,sehingga kelihatan bukan buatan sendiri,penelitian yang baikapabila berbeda dari penelitian yang sudah pernah diteliti oleh orang lain.
-        Penting,artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan dipandang penting bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi tugas yang sedang dilaksanakan.
-        Ilmiah,artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori penelitian,yaitu mengikuti teori sistematika penelitian yang lazim berlaku.Penelitian tindakan dikatakan ilmiah apabila terdiri dari :
a.       Pendahuluan-latar belakang masalah,ada bukti berupa fakta empiris yang dialami oleh peneliti sendiri atau pengamatan orang lain,ada tujuan yang dirumuskan dengan jelas,apa target yang akan dicapai melalui tindakan itu.Tujuan penelitian tidakan adalah ingin mengetahui  dampak dari tindakan terhadap masalah yang akan diatasi.
Contoh :
Tujuan penelitian tindakan :
1)      Ingin mengetahui kelancaran diskusi kelompok dalam bermain kartu kata yang dibuat sendiri oleh siswa.
2)      Ingin mengetahui kesungguhan siswa dalam belajar menyusun kalimat dengan menggunakan kartu kata.
3)      ingin mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dengan menggunakan kartu kata.
b.      Rumusan masalah yang jelas menunjukan pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian,yaitu :
1)      Apakah dengan diskusi dengan menggunakan kartu kata yang dibuat sendri oleh siswa dapat mendorong kelancaran siswa belajar menyusun kalimat?
2)      Apakah siswa bersungguh-sungguh dalam belajar menyusun kalimat apabila menggunakan kartu kata dengan menggunakan metode diskusi.
3)      Apabila siswa dapat memilki kemampuan menyusun kalimat dengan benar apabila belajar dengan metode diskusi dengan menggunakan kartu kata.
c.       Kajian pustaka,yaitu bagian yang berisi teori-teori yang mendukugnya.Kajian pustaka,yang biasa disebut juga dengan istilah telaah pustaka atau andasan teori,atau apapun sebutannya,merupakan bagian yang amat penting dalam karya ilmiah.
-     Konsisten,artinya adanya keruntutan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.Ketika peneliti sudah selesai menysun laporan,sebaiknya langsung mencermati kembali,apakah butir-butir pada kesimpulan sudah runtut dengan rumusan dan tujuan penelitian atau belum.Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan memenuhi harapan yang tetera dalam tujuan.Keempat bagian ini harus menunjukan adanya sambungan yang harmonis,runtut,dan benar.Apabila belum runtut,peneliti harus meninjau kembali pada data yang terkumpul dan pada proses analisisnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah merupakan kesenjangan antara yang di harapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Suatu masalah dapat dilihat dari dua aspek,yaitu aspek empiris dan aspek logis atau rasional.Suatu peristiwa bisa disebut sebagai masalah jika terdapat kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya,anatara kenyataan yang ada dan apa yang diharapkan,dilihat dari yang diharapkan itu,masalah dapat dikelompokan ke dalam 3 kategori,yaitu :
1. Masalah filosofis
2. Masalah kebijakan
3. Masalah ilmiah
            Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Ada empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian,yaitu harus sesuai dengan minat peneliti,harus dapat dilaksanakan,harus tersedia faktor pendukung dan harus bermanfaat.Dua hal yang pertama bersumber dari peneliti (faktor intern)dan dua hal yang terakhir berasal dari luar peneliti (faktor ekstern).
            Seorang ahli penelitian yaitu Prof.Dr.Suhardjono dari Universitas UNIBRAW memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai persyaratan enelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat,yaitu APIK,singkatan dari Asli,Penting,Ilmiah,dan Konsisten.
B. Saran
Dari makalah yang telah kami buat ini mudah-mudahan ada manfaatnya khususnya bagi kami pribadi dan umumnya ubtuk kita semua yang nantinya akan melakukan penelitian,dan kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dan memohon kritikannya dari para pembaca agar dalam penysusunan makalah yang berikutnya bisa lebih baik lagi terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Arikunto,S.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan     Praktik.Jakarta.Rineka Cipta.

2.      Gulo,W.(2007).Metode Penelitian.Jakarta:Gramedia.

3.       Rofiq,A.(2008).Memilih Dan Merumuskan Masalah. [Online].
                Tersedia:http://www. rofiqahmad.wordpress.com/.../memilih-dan-     merumuskan-masalah-penelitian.com